Tetralogi ini dibagi dalam format empat buku. Dan roman keempat, Rumah Kaca, memperlihatkan usaha kolonial memukul semua kegiatan kaum pergerakan dalam sebuah operasi perngarsipan yang rapi. Arsip adalah mata radar Hindia yang ditaruh di mana-mana untuk merekam apa pun yang digiatakan aktivis pergerakan itu. Pram dengan cerdas mengistilahkan politik arsip itu sebagai kegiatan pe-rumahkaca-an.
Bagaimana perasaanmu ketika tiba-tiba dijodohkan dengan seseorang yang tidak kamu sukai? Apalagi, jika orang itu adalah seorang dosen dingin, nyebelin, tapi punya segudang fans karena pesonanya yang begitu kuat.
Roman ini menusuk feodalisme jawa yang tak memiliki adab dan jiwa kemanusiaan tepat langsung di jantungnya yang paling dalam
Tetralogi ini dibagi dalam format empat buku. Pembagian ini bisa juga kita artikan sebagai pembelahan pergerakan yang hadir dalam beberapa periode. Dan roman ketigai ini , jejak langkah adalah fase pengorganisasian perlawanan.
Kehadiran roman sejarah ini, bukan saja dimaksudkan untuk mengisi sebuah episode berbangsa yang berada di titik persalinan yang pelik dan menentukan, namun juga mengisi isu kesusastraan yang sangat minim menggarap periode pelik ini. karena itu hadirnya roman ini memberi bacaan alternatif kepada kita unntuk melihat jalan dan gelombang sejarah secara lain dari sisinya yang berbeda.