Dalam buku ini, cinta Rick Riordan terhadap subjek yang dibahasnya benar-benar menular, bahkan ketika dia membiarkan para karakternya mengambil risiko.
Buku ini berisi beragam interpretasi, yang indah dengan ragam warnanya. Tak hanya berupa teori dan pemahaman, dalam buku ini anda akan menemukan pribadi-pribadi sederhana yang jadi tak biasa, dan layak diapresiasi sebagai Pribadi di Atas Garis : Ketika Pribadi Lebih dari Profesi. Mereka nyata dan sungguh-sungguh ada di sekitar kita.
Judul buku ini terinspirasi dari penggunaan telur dalam pembuatan kue. Telur tidak mungkin langsung dimasukan bulat-bulat ke dalam adonan. Terlebih dahulu telur tersebut akan dipecahkan dan dikocok bersama tepung hingga menjadi adonan yang baik. Sebagian besar kehidupan yang dianggap "berhasil" di mata orang lain dimulai dari kehancuran yang daat dimenangkan. Ibarat terlur yang harus dipecahkan…
kita semua punya pengalaman untuk diceritakan. kita sering menilai pengelaman-pengalaman kita itu baik atau buruk, benar atau salah. Yang sebenarnya adalah masing-masing dan setiap pengalamanan itu tidak hanya sangat berarti bagi kita tetapi juga bagi orang-orang di sekeliling kita. Buku ini penuh dengan kisah-kisah seperti itu; yakni apa artinya menjadi remaja di masa kini.
Hidup terlalu pendek untuk dihabiskan dengan kesedihan berkepanjangan. Aku belajar menerima diri; bahwa aku memang bukan orang yang kau inginkan. Kelak, suatu hari nanti kau juga harus belajar menyadari. Bahwa kau sudah kulupakan dan bukan orang yang penting kemudian.
Bagaimana perasaanmu ketika tiba-tiba dijodohkan dengan seseorang yang tidak kamu sukai? Apalagi, jika orang itu adalah seorang dosen dingin, nyebelin, tapi punya segudang fans karena pesonanya yang begitu kuat.
Benarkah? Lalu apakah sesungguhnya "priyayi" itu ? Status kelas? Pandangan dunia kelas menengah elit birokrasi? Sekadar gaya hidup? Atau kesemuanya? Cucu-cucu Soedarsono sendiri kemudian hidup sebagai anak zaman mereka: menjadi anak kelas menengah birokrat yang manja, idealis kiri yang terlibat gestapu, dan entah apa lagi. Justru Lantip -- anak jadah dari keponakan jauh Soedarsono -- yang tampi…